Benda-Benda Apa Saja yang Dapat Menarik Petir?

Faktor utama yang menentukan lokasi sambaran petir adalah ketinggian, bentuk runcing, dan keterisolasian. Benda-benda alami seperti pohon dan gunung sering tersambar petir meskipun hampir tidak mengandung logam. Lalu benda apa saja yang dapat menarik petir?

Mengutip Weather and Sports in Youngstown, Ohio, benda-benda tinggi memiliki kecenderungan besar untuk menarik petir. Sebagai contoh, gedung tinggi seperti Empire State Building, sering kali menjadi sasaran petir.

Fenomena ini dapat dijelaskan melalui Hukum Coulomb yang menyatakan bahwa semakin dekat jarak antara muatan yang berlawanan, semakin kuat daya tariknya. Dalam konteks petir, awan badai yang membawa muatan negatif cenderung menciptakan daya tarik yang lebih besar terhadap objek-objek tinggi di permukaan bumi, seperti gedung dan menara, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya petir.

Oleh karena itu, benda-benda yang menonjol dan tinggi di atas permukaan tanah memiliki peluang lebih besar untuk menarik petir selama badai petir.

Demikian jawaban dan penjelasan atas pertanyaan "apakah tidak boleh main HP saat ada petir?". Semoga bermanfaat!

Sebentar lagi, umat muslim akan menyambut bulan suci Ramadan. Bulan Ramadan menjadi bulan yang selalu dinantikan oleh mayoritas umat muslim. Bulan ini menjadi momen terbaik untuk menorehkan banyak kebaikan dan memupuk pahala.

Puasa Ramadan hukumnya memang wajib untuk umat muslim karena terkandung juga di rukun Islam ketiga. Lantas, bagaimana jika meninggalkan puasa secara sengaja? Apakah akan mendapatkan ganjaran dosa yang besar? Simak penjelasannya di bawah ini!

Ibu Hamil yang Mengalami Dehidrasi

Rata-rata ibu hamil pada kehamilan trimester pertama akan mengalami morning sickness yang ditandai dengan seringnya muntah.

Ternyata morning sickness bisa menyebabkan dehidrasi pada ibu hamil. Sebab, muntah dengan intensitas yang cukup sering dapat membuat cairan dalam tubuh terbuang, sehingga menyebabkan dehidrasi.

Sebaiknya, ibu yang mengalami dehidrasi harus sering mengonsumsi air atau makanan yang banyak mengandung air.

Apabila Anda ingin berpuasa Ramadan saat hamil, sebaiknya konsultasi terlebih dahulu ke dokter kandungan

Baca Juga: Menunda Mandi Wajib Setelah Haid dan Junub di Bulan Ramadan, Puasa Tetap Sah?

Muntah yang Tidak Membatalkan Puasa

Puasa tidak batal jika muntah terjadi karena tidak disengaja. Muntah ini merupakan muntah yang tidak dapat dikendalikan atau disebut juga sebagai muntah yang menguasai diri. Jadi, ketika muntah yang terjadi secara tidak disengaja, maka hukumnya adalah sah untuk lanjut berpuasa.

Muntah yang tidak dapat membatalkan puasa juga dapat meliputi muntah yang bergerak turun kembali dengan sendirinya.

Untuk mengantisipasi muntah yang terjadi, baik disengaja maupun tidak disengaja, ada baiknya untuk mengetahui apa penyebab seseorang bisa mengalami muntah. Berikut ini beberapa penyebab seseorang bisa muntah:

Beberapa jenis infeksi dan virus bisa menjadi penyebab muntah dan mual. Seseorang bisa terkena racun ketika menelan makanan atau minuman yang mengandung virus, toksin, atau bakteri, seperti Salmonella dan Escherichia coli.

Virus gastrointestinal lainnya, seperti norovirus atau rotavirus dapat terjadi karena adanya kontak dekat dengan seseorang yang sakit.

GERD merupakan salah satu penyebab seseorang mengalami muntah yang paling sering ditemukan. Sakit maag atau penyakit refluks gastroesofagus (GERD) bisa menyebabkan isi perut kembali ke kerongkongan saat makan. Hal ini menciptakan sensasi terbakar yang menyebabkan mual dan muntah.

Gastroparesis dapat membuat perut mengosongkan diri jauh lebih lambat dari yang seharusnya terjadi. Gangguan ini menyebabkan adanya beberapa gejala yang mencakup mual, muntah, merasa mudah kenyang, dan pengosongan lambung yang lambat.

Gastritis merupakan peradangan di lapisan pelindung lambung. Kondisi ini bisa disebabkan oleh infeksi bakteri saluran pencernaan.

Infeksi bakteri paling umum yang menyebabkan gastritis yaitu H. pylori, yaitu bakteri yang dapat menginfeksi lapisan lambung. Gejala yang terjadi bisa mual, muntah, perasaan penuh di perut bagian atas terutama setelah makan, dan gangguan pencernaan.

Mabuk perjalanan atau mabuk laut bisa terjadi akibat perjalanan kendaraan yang bergelombang. Gerakan ini bisa menyebabkan pesan yang dikirimkan ke otak tidak sinkron dengan indra, sehingga menyebabkan mual, pusing, atau muntah.

Saksikan video di bawah ini:

Sehari sebelum Hari Raya Idul Adha, terdapat amalan puasa Arafah dengan keutamaan mulia. Namun, timbul pertanyaan, apakah puasa Arafah boleh dikerjakan tanpa puasa Tarwiyah? Sebab, keduanya terletak pada hari yang berurutan.

Berdasar uraian dalam buku Fikih Puasa karya Ali Musthafa Siregar, puasa Arafah merupakan ibadah yang dilaksanakan sehari dalam setahun, yakni pada 9 Dzulhijjah. Terdapat banyak pendapat terkait asal-muasal penamaannya. Salah satunya adalah karena bertepatan dengan momen Nabi Ibrahim AS mengetahui (arafa) kebenaran mimpinya.

Sementara itu, dirujuk dari buku Amalan Ibadah Bulan Dzulhijjah oleh Hanif Luthfi Lc MA, puasa Tarwiyah dikerjakan pada 8 Dzulhijjah. Istilah tarwiyah berasal dari kata tarawwa bahasa Arab yang artinya membawa bekal air. Sebab, pada 8 Dzulhijjah, jemaah haji akan minum, memberi minum unta tunggangannya, dan membawa air dalam wadah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang muslim yang mengerjakan puasa Arafah akan dihapuskan dosanya tahun lalu dan tahun yang akan datang. Diambil dari buku Panduan Praktis Amalan Ibadah di Bulan Dzulhijjah oleh Abu Abdillah Syahrul Fatwa, dari Ibnu Qatadah, Rasulullah menerangkan,

يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ

Artinya: "Puasa Arafah menghapus dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang." (HR Muslim no 1662)

Amalan sekali setahun ini sangat sayang apabila ditinggalkan begitu saja. Namun, sebelum mengamalkannya, umat Islam harus tahu seluk-beluknya secara mendetail, termasuk hukum puasa Arafah tanpa Tarwiyah. Berikut ini penjelasan lengkapnya yang telah detikJateng siapkan.

Apakah Tidak Boleh Main HP Saat Ada Petir?

Banyak orang yang percaya bahwa main HP saat ada petir berbahaya karena HP menarik petir. Namun itu hanyalah sebuah mitos. Faktanya, tidak ada hubungannya antara penggunaan HP dengan risiko terkena sambaran. Petir tidak tertarik pada HP karena hanya memiliki kadar logam yang sangat rendah.

US National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menyatakan orang terkena petir karena berada di tempat dan waktu yang salah, yaitu di luar ruangan saat badai petir. Standar Perlindungan Petir Australia (AS/NZS 1768-2003) tidak melarang penggunaan HP saat badai petir.

Sebaliknya, standar tersebut menyarankan penggunaan HP daripada telepon kabel karena telepon kabel lebih berisiko tersambar petir. Pasalnya, telepon kabel menghantarkan listrik.

Jadi, main HP saat ada petir aman. Justru, membawa HP saat badai petir penting untuk bisa menghubungi layanan darurat jika terjadi sesuatu.

Hukum meninggalkan puasa secara sengaja

Jika ada umat muslim yang meninggalkan puasa secara sengaja, maka hukumnya adalah dosa besar. Para ulama memiliki pendapat yang sama terkait persoalan ini, bahkan beberapa ulama pun menyatakan bahwa pendapatnya ini berdasarkan hasil ijma'.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Syeikh Islam Ibnu Taimiyah-rahimahullah berkata bahwa, "Apabila ada yang sengaja meninggalkan puasa, maka diberi sanksi sesuai keputusan pemimpin, kecuali bila ia belum atau perlu diajari dulu,” (Al Fatawa Al Kubro: 473).

Ibnu Hajar Al Haitsami rahimahullah juga menyebutkan, "Tidak mengerjakan puasa satu hari saja atau merusak puasa dengan jima’ dan bukan karena sakit atau bepergian, maka termasuk dosa besar ke-140 dan 141,” (Az-Zawajir: 323).

Dapat dikatakan bahwa meninggalkan puasa secara sengaja, hukumnya memang gak diperbolehkan dan akan mendapatkan dosa besar. Walau begitu, Allah merupakan dzat yang maha pemaaf, sehingga jika kamu pernah dengan sengaja meninggalkan puasa, maka segeralah bertaubat.

Syeikh Ibnu Baaz berkata, "Barang siapa yang meninggalkan puasa satu hari di bulan Ramadan tanpa uzur yang syar’i, maka dia telah melakukan kemungkaran besar. Namun apabila dia bertaubat, maka Allah menerima taubatnya. Dia wajib bertaubat dengan kejujuran dan penyesalan masa lalu, bertekad tidak mengulanginya, mengucapkan istigfar sesering mungkin, dan meng-qadha’ hari yang ditinggalkan."

Allah selalu membukakan pintu taubat untuk hamba-Nya yang memang ingin bertaubat. Jika sudah bertaubat, maka tanamkanlah komitmen dalam diri sendiri untuk gak mengulangi perbuatan itu lagi. Puasa Ramadan hukumnya memang wajib untuk dilaksanakan umat muslim yang sudah memenuhi syarat wajib puasa.

Puasa Arafah Hari Minggu, Bolehkah?

Berdasarkan hasil sidang isbat Kementerian Agama, diketahui bahwasanya Idul Adha 2024 atau 1445 Hijriah akan jatuh pada Senin, 17 Juni 2024. Oleh karena itu, puasa Arafah dapat dikerjakan umat Islam pada Minggu, 16 Juni 2024 yang bertepatan dengan 9 Dzulhijjah 1445 H.

Tanggal ini menimbulkan pertanyaan baru. Bolehkah puasa Arafah pada hari Minggu? Sebab, Minggu adalah hari rayanya orang Nasrani.

Dirangkum dari buku Catatan Fikih Puasa Sunnah karya Hari Ahadi, sebagian ulama menyatakan hukumnya makruh. Di sisi lain, beberapa ulama justru menganjurkannya untuk menyelisihi orang-orang Nasrani. Sebab, termasuk karakteristik hari raya ialah tidak berpuasa.

Bahkan, ada riwayat yang menganjurkan seorang muslim berpuasa pada hari Ahad (Minggu). Dari Ummu Salamah, "Sesungguhnya Rasulullah SAW paling sering berpuasa di hari Sabtu dan Minggu. Beliau bersabda,

إنَّهما يوما عيد للمُشْرِكِينَ فَأُحِبُّ أَنْ أُخَالِفَهُمْ

Artinya: "Sesungguhnya dua hari tersebut ialah hari raya orang-orang musyrik dan saya ingin menyelisihi mereka." (HR An-Nasa'i dan dihukumi shahih oleh Ibnu Khuzaimah).

Namun, hadits di atas dihukumi lemah oleh para ulama. Di antaranya adalah Asy-Syaikh Nashir dalam Silsilah al-Ahadits adh-Dha'ifah, Dha'if at-Targhib, dan Takhrij al-Misykah. Oleh karena itu, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin berkata,

"Pendapat yang paling tepat ialah berpuasa di hari Ahad (Minggu) tidak makruh dan tidak juga disunnahkan, sama seperti puasa di hari Selasa dan Rabu."

Dalam pendapatnya yang lain, sang syaikh berkata,

لا يكره صوم يوم السبت ولا صوم يوم الأحد

Artinya: "Tidak makruh berpuasa di hari Sabtu maupun di hari Ahad." (Fath Dzil Jalali wal Ikram, VII/458)

Demikian penjelasan lengkap seputar hukum puasa Arafah tanpa Tarwiyah. Semoga menjawab pertanyaan detikers, ya!

Hujan deras disertai petir sering kali mewarnai musim hujan. Di tengah cuaca ekstrem ini, tak jarang muncul pertanyaan, apakah tidak boleh main HP saat ada petir? Mitos yang beredar menyebutkan bahwa bermain HP saat hujan dan petir berbahaya karena dapat menarik sambaran petir.

Namun, benarkah demikian? Benarkah bermain HP saat ada petir dapat membahayakan keselamatan diri kita?

Mari simak tentang penjelasan tentang risiko main HP saat ada petir yang dihimpun dari laman United States National Weather Service, Australian Mobile Telecommunications Association, dan United States National Library of Medicine berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibu Hamil Pengidap Diabetes Melitus

Ibu hamil dengan diabetes harus menjalani pola hidup yang cukup baik agar tekanan gula darah tetap stabil.

Selain itu, ibu hamil yang mengidap diabetes biasanya harus mengonsumsi obat secara teratur dan mengatur pola makan sesuai dengan jadwal yang disarankan oleh dokter.

Oleh karena itulah, ibu hamil pengidap diabetes sebaiknya boleh membatalkan puasa.

Hukum puasa adalah wajib

Seluruh umat muslim tentunya sudah memahami bahwa hukum puasa Ramadan adalah wajib fardhu ain bagi yang sudah memenuhi persyaratan. Beberapa syarat yang mewajibkan untuk puasa adalah berakal, beriman, mampu, sehat, dan gak sedang dalam kondisi haid (bagi perempuan). Kewajiban berpuasa pun sudah dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 183.

"Yaa ayyuhal laziina aamanuu kutiba 'alaikumus Siyaamu kamaa kutiba 'alal laziina min qablikum la'allakum tattaquun."

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Melansir situs NU Online, kewajiban berpuasa pun disampaikan oleh Rasulullah SAW yang bersabda, 'Sûmû liru’yatihi wa afthirû li ru’yatihi.' Artinya adalah, 'Berpuasalah kamu karena melihat bulan. Dan berhari raya kamu semua karena melihat bulan.'

Baca Juga: Hukum Menyegerakan Berbuka Puasa, Ada Keutamaannya!

Video: Warga RI Mau Good Looking, Industri Kosmetik RI Makin Glowing

SERAMBINEWS.COM - Umumnya orang mulai anak-anak hingga dewasa menyukai main game online.

Maka tak heran, mereka menghabiskan waktu berjam-jam sembari duduk untuk bermain game seperti game PUBG, Free Fire atau Mobile Legends atau berbagai game lain yang mengandung unsur kekerasan.

Namun apakah hukumnya jika main game dilakukan saat ibadah puasa?

Main game adalah sesuatu yang menyenangkan karena dapat menghilangkan rasa bosan bagi sebagian orang.

Bahkan, memainkan game sudah jadi kebiasaan sehari-hari bagi sebagian orang.

Baca juga: Apa Hukum Mengorek Telinga Pakai Cutton Bud? Apakah Membatalkan Puasa?Simak Penjelasan Buya Yahya

Namun, bagaimana jika seseorang main game saat berpuasa, apakah puasanya diterima? Apakah aktivitas itu tergolong haram?

Terkait hukum main game saat puasa, Buya Yahya memberikan penjelasan.

Dilansir dari kanal YouTube Al-Bahjah TV Kamis (14/3/2024), Buya Yahya mengatakan main game saat puasa boleh-boleh saja, artinya tidak haram.

Permainan atau hiburan pada dasarnya bukanlah hal yang dilarang dalam Islam.

"Kami sampaikan kepada ananda, Insya Allah puasanya diterima karena dia sudah beribadah puasa," kata Buya.

Hanya saja perlu diingat, game yang dimaksud adalah game yang tidak ada perjudiannya.

Baca juga: Junub di Malam Ramadhan Lalu Ketiduran Sampai Waktu Subuh, Gimana Puasanya? Simak Kata Buya Yahya

Jika permainan game tidak ada perjudiannya adalah hal yang mubah, "hal yang boleh-boleh saja," terang Buya.

Namun perlu diingat bahwa jika main game saat puasa, hendaknya jangan terlalu berlebihan dan jangan sampai meninggalkan ibadah.

Misalnya, orang tersebut main game di bulan puasa sampai mengganggu waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk membaca Alquran.

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pada dasarnya, ibu hamil boleh berpuasa Ramadan asal tidak membahayakan dirinya dan janin yang sedang dikandungnya.

Artinya, apabila ibu hamil ingin berpuasa di bulan Ramadan, sebaiknya harus yang kuat secara fisik, psikologis dan mendahulukan keselamatan sang bakal bayi.

Rasulullah SAW mengatakan ada beberapa golongan yang tidak diwajibkan puasa Ramadan, salah satunya ibu hamil dan menyusui.

Dengan catatan, apabila sudah melahirkan dan selepas menyusui, diwajibkan membayar utang puasa atau membayar fidyah.

“Sesungguhnya Allah melepaskan dari seorang musafir kewajiban puasa dan ‘setengahnya’ salat, dan melepaskan dari ibu hamil dan ibu menyusui kewajiban puasa.” [HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, dan Baihaqi].

Dari segi medis, ada beberapa situasi yang menandakan bahwa ibu hamil sebaiknya tidak berpuasa di bulan Ramadan.

Baca Juga: Niat, Tata Cara Salat Duha, Waktu Pelaksanaan dan Doa yang Dibaca Setelahnya

Berikut kondisi ibu hamil yang tidak diperbolehkan untuk menjalankan ibadah puasa, melansir Hermina Hospital, Minggu (26/3/2023).